Bukit Bintang

Bukit-Bintang

Salah satu tempat terkenal di kalangan anak muda Kota Bandung adalah Bukit Bintang. Sengaja dinamai begitu sebab di tempat itu lah mata kita bisa memandang bintang bertebaran di bawah kita. Ya, bintang yang dimaksud memang bukan bintang di angkasa, melainkan hamparan lampu kota yang tampak berkelip cantik. Berdiri di Bukit Bintang seperti berdiri di tepi mangkok dan Kota Bandung ada di dalam mangkok itu.

Di saat terang, Bukit Bintang terlihat biasa saja. Hanya sekadar perbukitan di daerah Dago Utara, Kota Bandung. Cocok sebagai jalur sepeda saat olahraga pagi. Udaranya segar dengan angin yang semilir dingin menyapa kulit. Namun di malam hari, tempat ini berubah menjadi luar biasa cantik. Banyak anak muda Kota Bandung datang ke tempat ini untuk berpacaran atau sekadar nongkrong. Ada juga pehobi fotografi amatir yang biasa datang berkelompok untuk hunting foto di sini.

Fasilitas Bukit Bintang seadanya saja. Kondisi yang minim penerangan justru disukai pengunjung. Untuk pilihan makan dan minum, Bukit Bintang tak jauh dari Cafe Stone. Pengunjung bisa juga membawa camilan sendiri sembari nongkrong menikmati lampu kota di bawah bukit, atau nyeruput kopi dan makan jagung bakar yang dijual di beberapa warung tenda tak jauh dari Bukit Bintang.

Bukit Bintang mudah dicapai jika Anda menggunakan kendaraan pribadi. Dari Dago, arahkan kendaraan Anda ke Dago Pakar. Lokasi Bukit Bintang bisa dicapai menggunakan mobil atau motor, namun tidak mungkin menggunakan kendaraan umum. Angkutan umum tak beroperasi sampai malam, lagipula trayeknya tak sampai Bukit Bintang.

Jika menggunakan mobil atau motor, perhatikan pertigaan menuju Stone Cafe. Ambil jalan menuju kafe tersebut, dan ketika sampai di Stone Cafe, ambil belokan ke kanan. Ada pungutan retribusi Rp.2,000 di hari biasa dan Rp.3,000 di akhir pekan. Untuk para pemburu objek foto, pastikanlah untuk membawa tripod. Tempat ini sangat gelap sedangkan penggunaan blitz di area ini bisa dianggap mengganggu.

Bukit Bintang ramai di akhir pekan, terutama malam minggu. Kadang-kadang, Bukit Bintang pun dijadikan sebagai tempat untuk menyatakan cinta. Karena itu, menjelang valentine atau hari kasih sayang yang jatuh pada 14 Februari, tempat ini juga menjadi pilihan favorit para remaja di Kota Bandung, Murah meriah plus romantis. Tidak jauh dari Bukit Bintang, ada beberapa kafe yang kerap ramai di akhir pekan, misalnya The Valley dan Stone Cafe.

Stone Cafe menyediakan tempat makan model saung dengan tumpukan bantal yang menambah nyaman. Pilihan makanan cukup beragam, mulai dari makanan tradisional sampai gaya Western seperti steak dan pasta. Kafe ini buka sejak siang hari. Pilihan lain ialah The Valley. Rasa makanan relatif biasa saja meski tempatnya romantis luar biasa. Jadi, Bukit Bintang memang satu-satunya tempat yang pas di daerah perbukitan Dago Pakar untuk menikmati suasana romantis dan hawa dingin tanpa harus mengeluarkan banyak uang. Seru juga sesekali main kembang api di tempat ini.

Terkadang, Bukit Bintang juga bisa menjadi tempat wisata bagi keluarga. Tidak sedikit yang membawa anak ke Bukit Bintang, lengkap dengan jaket dan topi untuk balita mereka. Namun, Bukit Bintang bukan satu-satunya pilihan menikmati malam hari di Bandung. Suasana romantis ala Bukit Bintang bisa juga dinikmati di Caringin Tilu (Cartil) yang berlokasi di Padasuka, sebelah timur Kota Bandung.

Source : http://www.ilovebandung.net/tempat-wisata/bukit-bintang-67.html

Sarjana Matematika? Mau Dibawa Kemana?

Matematika
Pasti kesal ya, kalo latar belakang pendidikan kita dipandang sebelah mata bagi orang2 yang kutilan matanya. Ini biasa terjadi kalo jurusan atau latar belakang pendidikan yang kita ambil :

1. Tidak begitu familiar atau dengan kata lain tidak begitu banyak peminatnya atau boleh juga dibilang punya passing grade yang rendah.
2. Sedikit sekali lowongan pekerjaan yang mensyaratkan dengan latar pendidikan tersebut dengan kata lain tidak begitu dibutuhkan.

Kalau boleh mencontohkan salah satu jurusan yang mungkin masuk dalam kriteria tersebut adalah jurusan “Matematika”. Kenapa jurusan Matematika karena yaaaaaa aku sendiri adalah lulusan Matematika 😀 dan sebagai salah satu orang yang memilih jurusan ini aku sangat amat merasakan bagaimana sebuah ilmu Murni itu begitu dipandang remeh, dibandingkan ilmu terapan yang keren-keren seperti Teknik Komputer, Teknik Informasi, Kedokteran, Statistik dan bla bla bla. Padahal ilmu-ilmu itu gak bakalan bisa kita kuasai kalo kita nggak mampu menguasai dasarnya.

Aku sering kali mendengar celetuk, “Matematika tu pelajarannya ngitung2 aja ya?”, “Ntar kalo kerja ngitung mobil lewat yaa…?”. Helllooooooo apa sih yang ada dalam pikiran orang-orang itu??? . Ok gini y, aku jelasin denger ya…..Matematika itu bukan cuma ngitung-ngitung seperti yang kalian bayangin, kita sebenarnya lebih terfokus kepada logika, analisis, bagaimana membuktikan sebuah teorema, membuktikan sebuah rumus, disamping itu kita juga belajar kok statistik, bahasa pemograman, Teori Graph, Quality Control dan lain-lain.

2302110015_tips-belajar-matematika

Emang sih aku akui Matematika bukanlah ilmu yang siap jadi, karena namanya aja ilmu murni masih mentah namun jangan salah orang matematika cenderung mempunyai analisa yang lebih baik, untuk bahasa pemrograman biasanya orang matematika logika nya lebih bagus dari pada yang lulusan sistem komputer karena mempunyai dasar yang lebih kuat. (ehm) 😀

Nah ketika dihadapkan pada dunia kerja orang-orang Matematika pasti pada galau dan labil mau ngelamar kemana, biasanya pilihan yang paling banyak setelah lulus yaitu mengambil akta 4 mencebloskan diri jadi guru sekalian atau mungkin ambil s2 jadi dosen. Atau ada juga yang lebih kreatif ngambil s2 dengan jurusan aplikasi dari Matematika seperti Ilmu Komputer, Statistik, dan tata boga eits..yang terakhir kayaknya ngarang deh. Untuk yang udah berani tampil mereka mungkin saja akan mencoba melamar jadi guru les privat di sebuah tempat bimbingan belajar, atau melamar di perusahaan Bank-Bank tentunya harus ditambah dengan wajah yang unyu, dan keterampilan berbicara yang ok punya karena saingannya anak ekonomi, anak akutansi yang memang udah lahan mereka.

Opsi lain juga bisa mencoba melamar di perusahaan lising biasanya ada tuh nerima lulusan matematika tapi mungkin juga gak seberapa, perusahaan BUMN atau nunggu penerimaan CPNS sekalian. Cuma saingannya agak ketat karena dari sekian banyak formasi yang ada mungkin untuk sarjana matematika Cuma ada lowongan 2 biji…siap-siap tempur aja. Lucunya jika kamu udah lulus tes CPNS dan ditempatkan di keuangan jangan heran kalo ada yang nanya.

X: “kamu dulu jurusan apa?”

Saya:”Matematika buk/pak”

X: “kok ditempatkan disini”?

Saya:”menegeteheeeeekkkkk”

(kok kayak dejavu gtu ya???? Hikhihkhkih :p)

Emang ada yang salah gitu dengan jurusan aku dengan bidang tempat aku sekarang?. Padahal kalo didunia kerja latar belakang pendidikan yang kita punya sebenarnya hanya sekian persen dibutuhkan, selebihnya kita mesti belajar dari awal lagi ditambah dengan pola pemikiran, yang telah dibentuk dari ilmu yang telah kita emban dulunya (ya emban, bukan jamban). Contohnya kalo kita jurusan matematika pola pemikiran kita pasti lebih suka menganalisa, suka sesuatu yang terstruktur..(maaf aku Cuma bisa mencontohkan orang matematika :p).

So para alumni matematika, aku yakin udah banyak yang sukses entah itu yang masih tetap konsisten dengan ilmunya atau nggak yang pasti kita punya logika dan analisa yang mantap. J Dan yang masih mau menjejaki dunia pekerjaan aku mau ngasih tau….dunia kerja itu kejam sama jurusan kita kawanndddd!! So lawan saja dengan rumus persamaan differensial biasa, hitung limit tak hingga nya, pukul dia dengan integral, prosotin dia ke sigma biar pusing…

source : http://izzawa.wordpress.com/2012/03/05/sarjana-matematikamau-dibawa-kemana/

Lagi-lagi Bareng Tiyas -_-

Kira-kira gue udah kuliah di Matematika Unpad selama hampir enam bulan. Perjalanan mulai dari ospek universitas, ospek fakultas, hingga ospek jurusan pun udah rampung dilalui semua bareng temen-temen seangkatan. Cerita setiap orang pasti berbeda-beda ya tentang ospek. Tapi berhubung lagi ngebaca blog gue, artinya kalian harus dengan ikhlas dengerin cerita gue, mendengarkan dengan mata 😀

Pertama kali nginjekin kaki di Unpad, gue merasa asing. Gak ada yang dikenal. Asli. Apalagi pas di jurusan. Orang-orang disebelah berasa…eum…apa ya…dekat tapi jauh #apasih. Ketika ospek, gue bener-bener mulai bosen. Kerjaan monoton gitu-gitu terus. Apalagi sampe kostan belum ada teman yang akrab, cuma kenal-kenal gitu doang. Hidup berasa diisi dengan rasa penyesalan “Kenapa bisa kuliah disini ya?”

Suatu sore, saat gue mau cari takjil buat buka puasa, gue berpapasan dengan seseorang yang sepertinya gue akrab dengan mukanya. Tapi siapa ya? Orang yang dimaksud juga ngeliatin gue. Pasti dia juga mikir “kayak kenal”. Terus gue nyeplos “Anak matematik bukan?” eh dianya jawab “Iya, ngekost di daerah ini juga?” “iya” “waaah bisa berangkat kuliah bareng dong” “hehehe iya, endah” *menjulurkan tangan* “tiyas” *meraih tangan gue* yak akhirnya perkenalan itu berlangsung di tengah jalan di gang mawar dua #hasekkk. Semenjak perkenalan itu, gue dan tiyas jadi sering bareng-bareng. Mulai dari berangkat kuliah, duduk di kelas, makan di kantin, sampe mau pulang lagi ke kostan. -_-

Gue ngerasa bersyukur sih punya temen yang sejalan. Yang enak diajak ngobrol, main, bercanda, dan juga belajar. Tapi kadang ini orang suka nyebelin. Omongannya tuh suka ngeselin. Apalagi kalo ngomong nih ya, suaranya selalu lebih keras daripada suara gue. Kan kesel soalnya gue kalah mulu -_- hahaha #peace yas 😀

Semua orang emang gak ada yang sempurna, termasuk Tiyas, teman yang sekarang gue anggap saudara senasib sepenanggungan 😀 yang gue suka dari dia adalah cara dia berteman, supel banget. Selain itu dia juga udah kayak radio berjalan buat gue, suaranya bagus sih kalau lagi nyanyi. Ini gak cuma menurut gue, tapi menurut kebanyakan orang. Jangan berani-beraninya deh ngelawan dia kalau soal musik, pasti pada kalah :p

Sekarang gue lagi ngerjain tugas PPTI. Gue heran kenapa gue lagi-lagi nerjain bareng si Tiyas? Akhirnya apa? Sebelum buat tugas kan kebanyakan bercanda dulu -_- kalau udah waktu deadline tugas mepet baru panik berdua hahaha. Satu hal kata-kata Tiyas yang masih bikin gue kesel “Ndah, lo jadi cewe udah sempurna, tapi kurang satu, PACAR” Oke yas, liat nanti kalau gue udah punya pacar!DSC_1585

We are the seven star :)

Ketika saya masih akrab dengan seragam putih biru, saya dipertemukan dengan enam orang berkarakteristik “aneh tapi nyata”. Kenapa? Karena memang tingkah mereka seperti itu. Namanya Wicak, Wahid, Adha, Anggi, Debby, dan Jaka.

Kita mulai dari Wicak. Cowok yang jago melukis ini sangat kocak orangnya. Siapapun yang ada di dekatnya pasti akan awet muda karena ketawa terus. Bagi wicak, ibu is number one. Jika dia sedang main, lalu tiba-tiba mamanya manggil atau nyuruh pulang, seasyik apapun kegiatan yang wicak lakukan, pasti dia langsung menuruti kemauan mamanya. Sekarang wicak kuliah di USU, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Cita-cita sebenarnya adalah dokter, namun belum kesampaian. Dia bertekad kuat untuk kembali berjuang tahun depan. Salah satu karakter teman the seven star aku ini adalah sifat pantang menyerahnya yang aku suka.

Selanjutnya Wahid. Mahasiswa STEI ITB ini baru saja tertimpa musibah. Mungkin musibah terbesar yang ada di hidupnya. Ayahnya baru saja meninggal sesaat sebelum pengumuman SNMPTN Undangan. Namun Allah selalu menepati janjinya “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”. Setelah Wahid menerima cobaan berat, apa yang telah dia usahakan selama ini ternyata berhasil. Dia mendapatkan satu kursi untuk menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung, kampus yang banyak diimpikan banyak orang. Tentu saya dan kelima teman lainnya turut bahagia mendengar hal tersebut. Allah Maha Adil. Disaat dia kehilangan orang yang dicintainya termasuk tulang punggung keluarganya, disaat itulah Allah menunjukan jalan-Nya.

Cerita yang tidak jauh beda juga pernah dialami Adha. Adha juga sudah kehilangan orang yang dicintainya, Aiptu Faridah Hanum, ibu kandungnya ketika Adha kelas 2 SMA. Namun kejadian itu tidak serta merta membuat Adha sedih. Malah Adha menjadi semakin strong 😀 gak mudah menitikan air mata ketika ada sesuatu yang mengharukan. Sekarang Adha kuliah di Management Poltekpos Bandung, setelah beberapa kali ikut USM di beberpa universitas.

Nah kalo Anggi adalah seorang anak bungsu dari empat orang bersaudara. Anggi tumbuh di keluarga polisi. Namun walaupun begitu, sifat manjanya tidak pernah hilang. Mungkin karena dia adalah anak bungsu. Sifat manja Anggi ini yang kadang ngangenin tapi kadang nyebelin. Kini Anggi kuliah di Teknik Sipil USU, fakulatas yang dia inginkan dari SMA.

Lain halnya dengan Debby. Debby adalah anak kedua dari dua orang bersaudara. Dulu dia bercita-cita menjadi seorang dokter. Namun seiring berjalannya waktu, dia pindah haluan untuk mencoba peruntungan di kowat, TNI wanita namun gagal. Kini, teman sebangku ku saat SMP ini kuliah di Akademi Keperawatan di Kota Binjai, kota dimana kami bertujuh dipertemukna.

yang terakhir adalah Jaka. Dialah yang menjadi satu-satunya orang yang berhasil dalam coba-coba. Ketika mengikti SNMPTN Undangan, dia iseng milih Fakultas Kedokteran USU. Namun apa mau dikata, sepertinya dewi fortuna ada di atas kepalanya. Kelulusan pun dia raih dengan semudah membalik telapak tangan.

Begitulah cerita tentang keenam teman-teman ku. Kini kami terpisah oleh jarak. Ada yang di Medan, ada yang di Binjai, dan ada pula yang di Bandung. Kesibukan akan keseharian diperkuliahan sepertinya mengharuskan kami untuk menahan kerinduan untuk bertemu dan menggila bersama. Dulu kita pernah berjanji kita bertujuh harus mampu bersinar layaknya bintang walaupun kita menuntut ilmu di tempat yang berbeda. Kawan, aku merindukan saat-saat kita menggila bersama, berfoto di tengah pasar yang ramai, nonton three idiots dengan pisang goreng yang selalu menjadi rebutan, aaah sepertinya masa-masa itu kini sudah mahal untuk dijamah lagi.

Lagu Rindu

Kangen orang-orang di rumah 😦
Sedikit kita galau-galauan dulu yuks
Galau itu enaknya kalau ditemani sama musik yang melo-melo gak jelas
Kayanya untuk hal-hal kaya gini tuh Kerispatih dewanya
Oke here we go *pasang headset*

Bintang malam katakan padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi sampaikan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya

Reff:
Tahukan engkau wahai langit
Aku ingin memeluk membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya

Lagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Izinkan kuungkap sejuta rasa dan kerinduan

*lap air mata*
brb nyari tiket promo

It was on 10th November in DU

Halooo 😀

Sebulan yang lalu tepatnya pada 10 November, masih inget gak ada acara apa? Yaps. Bener sekali, Hari Pahlawan.Tapi bagi komunitas yang tergabung dalam Himatika FMIPA Unpad, tanggal 10 November bukan hanya sekedar hari pahlawan, melainkan hari ulang tahun. Tahun ini Himatika FMIPA Unpad merayakan hari ulang tahunnya yang ke-52. Umur setengah abad yang lebih dua itu tentu bukan lagi umur yang muda bagi seorang anak manusia, begitu juga bagi umur sebuah organisasi.

Untuk merayakan hari jadinya ini, anggota biasa Himatika FMIPA Unpad mebuat acara rangkaian Dies Natalis dengan puncak acara Meet and Greet yang dilaksanakan di Kampus Unpad Dipati Ukur. Dengan kostum Vintage, berangkatlah rombongan anggota biasa Himatika FMIPA Unpad ke Bandung, termasuk saya dan ketiga teman saya; Tiara, Amel, dan Tiyas.

Acara Meet and Greet berlangsung meriah. Kemeriahan ini tak hanya diisi dengan penampilan dari Matematika Unpad saja namun juga Matematika dari UPM (Universitas Putra Malaysia) yang kebetulan sedang berkunjung ke Unpad dalam rangka studi banding.

Acara Meet and Greebelum maghrib. Karena saya dan ketiga teman saya tadi belum pernah menjelajahi Bandung, akhirnya kita sepakat untuk ke BIP malam itu. Namun sebelumnya  kita memesan travel terlebih dahulu untuk memudahkan perjalanan pulang kembali ke Jatinangor. FIX malam itu kita berempat jadi anak ngebolang Bandung -.-“

Singkat cerita (gak mau ceritain pengalaman ngebolang), akhirnya waktu menunjukan pukul 9 malam, kita pulang. Namun diperjalanan pulang kita singgah sebentar di Unpad DU untuk mengabadikan kegilaan kita malam itu. Berbekal kamera SLR dan Kak Irwan sebagai fotografernya, berikut hasilnya 😀

Image

Malam Minggu, Malam yang…

Hari ini malem minggu ya? Oh pantesan. Orang-orang diluar pada ngeselin. Tadi tuh ya gue di sebuah bis Cirebon-Bandung, mau balik ke kostan dari Majalengka. Bosen juga kan hari libur sendirian di kostan jadi gue ke Majalengka. Nah di jalan pulang, orang-orang di bis mendadak ngeselin sesaat setelah jam menunjukan pukul 07.00. Kenapa ngeselin? Iya ngeselin. Mereka telponan sama pacarnya dan pake sayang-sayang. Huwaaaa gue merasa teraniaya secara tidak langsung.

Gue merasa toleransi orang-orang sekarang sudah mulai berkurang. Lihat aja, jarang kita ngeliat orang memberi recehan sama pengemis atau anak-anak pinggir jalan yang lagi ngamen. Nggak cuma sampai disitu, toleransi orang zaman sekarang juga udah mulai berkurang kalau berasmara. Mana toleransi kemanusiaan kaliaaaaaann terhadap jomblo????
Di bis tadi gue mual. Bahkan hampir muntah. Duh kenapa Nangor belum keliatan juga sih? Eh ternyata jalanan lagi macet. Oke. Pasti karena ini malem minggu. Sial -_-

Udah ya gitu aja. Mau kipas-kipas nih sampe sekarang gerah banget. Kata-kata sapaan mereka via telpon tadi masih terngiang-ngiang di telinga gue. *duduk di rel*

frustasi

Jatinangor, Pinggiran Bandung yang Mengagumkan

jatinangor

Jatinangor adalah sebuah kecamatan di daerah pinggiran Kota Bandung. Jatinangor dulunya bernama Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri merupakan nama sebuah komplek perkebunan di kaki Gunung Manglayang. Setelah perubahan nama tersebut, Jatinangor masih tergolong suatu kawasan yang sepi. Belum banyak aktivitas penduduk disana. Jalan utama di Jatinangor hanya akan ramai ketika musim lebaran tiba.
Sejak sepuluh tahun terakhir, aktivitas warga Jatinangor berubah drastis. Hal ini disebabkan beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dipindahkan ke kawasan pinggiran Bandung ini. Diawali oleh dipindahkannya Universitas Padjadjaran, kemudian dilanjutkan dengan Institut Teknologi Bandung, IPDN, dan Ikopin membuat kawasan Jatinangor menjadi sebuah kawasan pendidikan.

unpadjatinangor

ikopin

itb jatinangor

kampus_ipdn_jatinangor

Jatinangor tak hanya memiliki perguruan-perguruan tinggi hebat yang mampu mencetak kader-kader negara berkualitas, tapi Jatinangor juga memiliki beberapa bukti bahwa dahulu pernah ada penjajahan di wilayah ini. Salah satunya menara Loji. Menara yang dulunya milik penjajah berkebangsaan Jerman, Baron Baud, dibangun pada tahun 1800. Dulu, menara ini digunakan untuk mengawasi para penyadap karet. Baron Baud adalah seorang pemilik perkebunan karet yang membentang dari IPDN hingga ke Gunung Manglayang.

menara loji

Tidak hanya memiliki Menara Loji, Jatinangor juga memiliki sebuah jembatan bersejarah, Jembatan Cincin. Nama cincin diambil dari bentuk jembatannya yang menyerupai cincin. Jembatan Cincin dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda yang bernama Staat Spoorwagen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1918. Jembatan Cincin ini pada mulanya dibangun sebagai penunjang lancarnya kegiatan perkebunan karet. Jembatan ini berguna untuk membawa hasil perkebunan. Namun sekarang, Jembatan Cincin berfungsi sebagai jembatan penyebrangan penduduk. Pemandangan di sekitar jembatan ini sering kali dirusak dengan adanya mitos-mitos yang hadir di tengah masyarakat Jatinangor sendiri. Namun terlepas dari mitos-mitos terebut, jembatan yang terletak di belakang Universitas Padjadjaran ini merupakan suatu bangunan yang pasti akan menarik perhatian orang yang melintasi Fakultas Ilmu Budaya kampus Unpad Jatinangor.

jembatan cincin

Seiring dengan berjalannya waktu, perpindahan beberapa perguruan tinggi tersebut mengakibatkan perubahan pada segi kehidupan sosial dan fisik penduduknya. Dulu, kawasan Jatinangor merupakan kawasan yang sangat mengagumkan dengan hamparan sawah dan ladang terasering di kaki Gunung Geulis. Begitu juga udaranya. Udara Jatinangor sangatlah sejuk ketika dihirup dan sangat baik untuk kesehatan organ pernafasan kita. Namun kini Jatinangor telah berubah. Kawasan sawah dan ladang tadi kini beralih menjadi komplek rumah sewa bagi mahasiswa dan pusat perbelanjaan. Udaranya pun telah dirusak oleh asap hitam dari knalpot kendaraan.
Namun kembali lagi, sekali mengagumkan, Jatinangor tetap mengagumkan. Satu yang dimiliki oleh Jatinangor, keramahan penduduknya. Keramahan penduduknya tak akan pernah tergerus oleh asap kendaraan ataupun hilang seperti hilangnya lahan persawahan akibat aktivitas manusianya. Tak hanya itu, bukti-bukti sejarah khas Jatinangor pastinya akan membuat Jatinangor menjadi kawasan berpendidikan nan eksotik.

Orang Ketiga Bisa Muncul Karena…

Image

“Met bobo sayang…”

“Iya.. kamu juga..”

“I love you..”

“Hehe.. *Cklek!* *Tut..tut..tut..”

“…… I love you too-nya mana?!…..”

Pernah nggak kalian ngalamin conversation aneh via telpon kayak di atas?

Pacar yang biasanya ramah, perhatian, manja, mendadak jadi males-malesan, nggak pedulian, dan jarang ngehubungin? Hmm.. Bukannya ngomporin loh ya.. Bisa aja dalam hubungan kalian ada orang ketiga. *JENK! JENK! JENK!*

Orang ketiga itu bisa jadi baik, bisa jadi jahat. Iya, orang ketiga yang baik adalah saudara atau keluarga kita atau pacar yang selalu bisa ngasih masukan positif buat memperbaiki hubungan kalian. Sedangkan orang ketiga yang jahat adalah orang yang selalu ngasih telinganya kepada pacar kalian, sehingga pacar kalian akhirnya ngerasa nyaman, dan orang ketiga itu siap menjadi selingkuhan. Bahkan bisa aja pacar kalian sudah melakukan perselingkuhan tanpa kesadaran. Yah.. kenyamanan memang mampu bikin semua orang tenggelam dalam hal-hal yang awalnya nggak pengin mereka lakukan. Tapi sebenernya, orang ketiga nggak pernah akan muncul kalo emang nggak dikasih kesempatan oleh orang kedua atau orang pertama.

Nah, Mending kita bahas deh.. kenapa sih bisa ada orang ketiga? Apa aja faktor yang bisa bikin pacar kita terlena dalam pelukan orang ketiga? Kenapa pacar sebaik dia bisa berkhianat juga? So, Cekidot!


LDR

Dari dulu gue udah sering ngomong tentang kejamnya hubungan LDR. Di mana jarak itu kayak kaca pembesar yang membuat segalanya terlihat dan terasa hiperbolis. Kalo kangen, kerasa kangeeen banget, soalnya susah buat ngobatin kangen cuma dengan suara lewat telepon atau pun video call. Kadang, ada kalanya cowok itu pengen meluk ceweknya dan nyiumin pundaknya, seakan-akan dia mampu menghirup segala beban yang bersemayam di sana. Kalo cemburu, juga bakal terasa nyesekkk banget, karena susah untuk meminta penjelasan tanpa saling bertatapan. Tapi dengan adanya jarak, semua itu mustahil untuk dilakukan.

Jarak pula yang membuat seseorang kadang merasa nggak ada gunanya punya pacar karena nggak bisa diandelin saat dibutuhkan. Contohnya, si cewek lagi jalan.. lewat pengkolan, dicegat preman-preman yang mau merampas mie Lidi dari genggaman cewek itu. Kalo cewek berpacar kan gak mungkin jalan di gang sendiri, pasti ada cowoknya menemani. Tapi karena LDR, cowoknya nggak ada di sisi saat hal-hal buruk terjadi. Paling mentok yang bisa dilakukan cowok itu buat ngebela ceweknya adalah nge-BBM si cewek dan bilang,

“Sayang.. Kasih BB kamu ke preman itu.. Biar aku PING!! dia sampe lemes, terus kamu cepet-cepet kabur ya!!”

Nah.. Dalam kondisinya yang “lemah”, kadang cewek ngerasa membutuhkan seorang figur cowok yang bisa selalu melindungi. Endingnya? Kalo ada cowok yang selalu di sana dalam momen-momen genting kayak gitu, si cewek pastinya bakal ngerasa luluh juga sama segala kebaikan cowok itu. Kasus itu nggak cuma berlaku buat cewek sih, cowok kemungkinan juga bisa melakukan hal yang sama saat dia merasa bisa menemukan cewek yang selalu ada, saat si cowok memerlukan pertimbangan maupun bantuan dari wanita. Misal: Ngerapiin kamar, Nyuci baju, Nguras jamban.

Jadi, peluklah pacarmu, sebelum dia merasa terbiasa dalam pelukan orang lain.

Pacar Cuek

Di sekeliling gue udah banyak banget kasus pacaran yang endingnya salah satu di antara mereka akhirnya “belok” ke orang ketiga karena pacarnya cuek. As we’ve known before, hal yang paling utama dan menjadi “nyawa” dalam sebuah hubungan adalah komunikasi. Kalo pacaran tapi nggak pernah bisa berbagi, pacarnya lebih suka menyimpan beban sendiri, ya.. endingnya pacarnya ngerasa pacaran sama Mie Lidi. Rapuh, dan terasa pedes.

Bukan kah asiknya pacaran itu adalah di moment-moment kita bisa bercerita tentang hal-hal yang terjadi pada kita sehari-hari? Menceritakan hal-hal mengharukan, sampe memalukan, tanpa merasa takut itu nanti jadi bahan tertawaan? Bukankah dengan bertukar cerita, kita bisa makin mengenal pasangan kita? Kalo kita terlampau cuek, dia juga nggak bakal berani ngeluarin uneg-uneg. Endingnya? Nyari orang lain yang bisa dicurhatin deh..

So, gue cuma mau ngingetin sebelum terlambat.. Dengarkanlah pacarmu, sebelum dia merasa lebih nyaman didengarkan oleh orang lain.

Kakak-Adekan

Orang berpacar, terus beberapa lama kemudian melakukan hubungan “Kakak-Adekan” itu super-duper-bullshit banget (di mata gue). Karena, saat kita udah punya pacar yang mampu membuat kita merasa sempurna, dalam hidup nggak bakal dibutuhin partner lain lagi untuk berbagi. Yah… kakak-adekan kalo dalam batasan sewajarnya sih nggak apa-apa. Tapi kalo kakak-adekannnya udah bawa-bawa kata “Kangen, Sayang, *hug*” sama bawa-bawa emoticon “:-*” di chat mah, itu bukan kakak-adekan yang wajar.. Kakak atau adek angkat pacar lo itu adalah benih orang ketiga. Di mana saat pacar lo itu punya masalah sama lo, dia bakal curhat dan minta solusi ke kakak atau adek angkatnya itu. Endingnya? Bisa dua:

1. Kakak/adek pacar lo itu bakal ngasih solusi ke pacar lo untuk pergi

2. Kakak/adek pacar lo itu makin siap untuk dipacari

Kembali gue tekankan, dalam pacaran, hal yang paling penting adalah komunikasi. Saat ada salah paham, hindari buat curhat atau minta solusi ke orang lain. Karena pacaran kan kalian yang menjalani. Yang benar-benar tau segala aspek dalam hubungan kalian itu ya kalian sendiri. So, orang luar nggak bakal bisa ngasih solusi.. Kecuali kalo kalian emang berniat untuk pergi sih..

Pacar Gak Lulus-Lulus

Usia udah makin tua.. Orang tua udah mulai ngejar-ngejar untuk segera menikah sama si dia.. Tapi si dia belum wisuda.. Sehingga kalian bingung, kalo udah nikah tanpa titel sarjana, anak kalian mau dikasih makan apa.. Dilema..

Sampe akhirnya ada orang ketiga, datang dengan jaminan masa depannya.. Lalu kalian tergoda.. Dan menganggap hubungan pacaran kalian yang kemarin itu sekedar permainan masa muda belaka.. Terus pacar kalian yang nggak wisuda-wisuda gimana nasibnya? Tiduran di rel aja.

So, gue pesen deh.. Lulus lah sebelum pacar kalian merasa lebih mempercayakan masa depannya kepada orang lain. #Kampret #NyesekSendiri

Kurang Bersyukur

Ini point terakhir, tapi menurut gue paling penting. Orang ketiga, keempat, kelima, nggak akan muncul saat kita mampu bersyukur atas segala keadaan pasangan kita. Karena yang namanya hubungan, kan misinya adalah saling melengkapi. Apa yang kurang dari si dia, pastinya ada di dalam diri kita untuk melengkapinya.

Dengan kurangnya rasa bersyukur atas keadaan pasangan, akhirnya kita akan melakukan kecurangan demi mencari pasangan yang sempurna. Tapi sadarkah? Mencari pasangan yang sempurna, akan berakhir pada penyesalan karena melewatkan pasangan-pasangan luar biasa, dan akhirnya terjebak pada pasangan yang seadanya, saat kita sudah dikejar oleh usia.

Inget.. Bila kalian mudah merasa ilfeel kepada pasangan karena dia punya kekurangan, pikirin deh.. Kalo dia sempurna, pastinya dia udah ngedapetin pasangan yang lebih baik dari kalian. Iya kan? 🙂

Saran terakhir gue sih… ORANG KETIGA NGGAK BAKAL ADA KALO ORANG KEDUA-NYA NGGAK ADA JUGA.. UDAH.. JOMBLO AJA!! GAK BAKAL NGERASAIN SAKITNYA DITINGGALIN BUAT ORANG KETIGA! HUAHUAHUA! #JombloNyariTemen #PenjombloanMassal

 

sumber : http://www.shitlicious.com/2012/11/orang-ketiga-bisa-muncul-karena.html#more

KIROTERAPI VS MEDIS MODERN

Pernahkah dalam suatu ketika Anda terjatuh dalam posisi terduduk?  Jika pernah, kapan saat itu terjadi? 5 tahun, 6 tahun, atau 10 tahun yang lalu? Coba ingat-ingat lagi. Apakah Anda sering merasakan pegal-pegal yang luar biasa ketika dalam keadaan lelah yang amat sangat? Atau mungkin Anda seseorang yang sering merasakan nyeri pada lambung namun rasa nyeri tersebut tak kunjung pergi setelah Anda mengonsumsi obat maag? One doesn’t simply, jangan pernah meremehkan keadaan seperti ini. Tidak semua pegal-pegal yang Anda rasakan murni karena kelelahan. Tidak pula semua rasa nyeri lambung yang Anda rasakan murni karena sakit maag. Mungkin ada sesuatu hal yang mengakibatkan hal tersebut.

Dalam medis modern, untuk mengatasi pegal-pegal, penderita dapat mengonsumsi obat-obatan anti piretik dan anti analgesik seperti paracetamol. Untuk mengatasi nyeri pada lambung, penderita dianjurkan untuk mengonsumsi obat maag baik dalam bentuk sirup, tablet, ataupun kapsul. Lalu bagaimana jika obat-obatan tersebut tidak ampuh untuk menghilangkan segala keluhan di atas?

Sejenak saya ingin berbagi pengalaman kepada Anda. Bukan pengalaman traveling dari Medan hingga Bandung atau dari Bandung hingga balik ke Medan lagi. Tapi pengalaman yang ingin saya bagi adalah suatu pengalaman yang menunjukan bahwa tidak semua terobosan-terobosan medis modern mampu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dikalangan masyarakat, contohnya pegal-pegal dan maag tadi.

Pada waktu itu, saya merasakan nyeri yang amat sangat di perut bagian kiri. Saya memang penderita maag sejak tiga tahun yang lalu. Penyakit ini akan selalu kambuh ketika saya merasakan lelah dan stress yang berlebihan atau telat makan. Tentu hal seperti ini sudah lumrah saya rasakan dan problem solver-nya adalah Lansoprazole, suatu jenis obat maag dengan dosis tinggi. Ya, memang obat maag tablet warna hijau yang general atau obat maag sirup dengan rasa mint yang enak, tidak mampu lagi menyelamatkan saya dari rasa nyeri karena maag. Mungkin maag yang diderita sudah kronis, pikir saya.

Tiga hari saya merasakan nyeri lambung. Ketika rasa nyeri tersebut sudah tidak tertahankan lagi, saya pergi ke sebuah klinik. Ternyata setelah diperiksa, saya didiagnosa menderita kelainan saraf pada tulang belakang. Saya panik, bingung, sedih, semua perasaan nyampur jadi satu gak karuan mengetahui kenyataan seperti itu. Kebetulan saya tidak tinggal dengan orangtua, saya tinggal disalah satu kamar kost di sebuah wilayah di Jawa Barat. Saya yakin, penyakit ini akan menelan biaya yang besar.

Namun saya tidak mau mutlak menerima diagnosa dokter waktu itu. Dokter bisa saja salah. Dokter juga manusia. Namun dokter mencoba memberi penjelesan kepada saya. Dari penjelasan beliau, ternyata segala penyakit yang saya rasakan mulai dari pegal-pegal yang amat sangat, nyeri lambung, siklus menstruasi yang tidak lancar, nyeri saat haid, bahkan kadang-kadang tekanan darah yang terlalu rendah, semua itu berasal dari kelainan pada saraf di tulang belakang ini.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena semua kegiatan manusia terpusat pada otak dan tulang belakang sebagai penerusnya. Ketika ada kelainan yang mengganggu pada tulang belakang, efeknya langsung pada saraf-saraf yang menghubungkan semua organ pada pusat sistem saraf, yaitu otak. Mengapa bisa terjadi kelainan pada tulang belakang? Salah satu penyebabnya adalah jatuh terduduk yang saya alami 6 tahun yang lalu yang saya alami.

Dokter yang mendiagnosa saya tadi menyarankan saya untuk berobat di kiropraktik. Apa lagi itu kiropraktik? Saya baru dengar. Wajah tidak tahu saya mungkin terbaca oleh dokter. Beliau menjelaskan bahwa dokter kiroterapi hanya ada dua orang di Indonesia, dan kebetulan ada di Bandung. Kiropraktik sangat berbeda dengan medis modern. Bahkan sangat bertolak belakang pada prinsipnya. Jika keluhan saya adalah sakit maag, tekanan darah rendah, pegal-pegal, dan nyeri saat haid, ya saya  hanya akan diberikan obat untuk mengobati penyakit tersebut. Tentu dengan berbagai jenis bahan kimia sebagai konten dari obat-obatan tersebut. Namun kiropraktik akan memulai pengobatan dari pusat segala aktivitas manusia, yaitu otak atau tulang belakang sebagai penerusnya.

 Lalu apa bedanya kiroterapi dengan fisioterapi ataupun ortopedi? Semua pengobatan tersebut berhubungan dengan tulang. Namun Kiroterapi berbeda dengan fisioterapi ataupun ortopedi yang sudah banyak dikenal masyarakat. Fisioterapi dan ortopedi hanya mengobati kelainan tulang dengan kemiringan lebih dari 30 derajat. Artinya kedua teknik pengobatan tersebut mengobati ketika si penderita sudah lumpuh. Namun kiroterapi mengobati kelainan tulang sejak ada kemiringan walaupun hanya 5 derajat. Karena kelainan sedikit saja pada pusat sistem koordinasi pasti akan memberikan efek pada koordinasi kita dalam tubuh.

Lagi-lagi kesehatan tidak akan terasa berharga ketika kesehatan itu direnggut oleh penyakit. Biaya untuk kiropraktik tidaklah murah. Bukan hanya itu, dokter yang jumlahnya di Indonesia sangat limited itu tidak praktik setiap hari. Jadi pasien harus benar-benar menyisihkan waktu untuk menjalani kiroprakik.

 The last but not the least, jangan pernah remehkan sesuatu hal sekecil apapun yang terjadi pada Anda. Memang efeknya tidak langsung dirasakan. Namun bisa saja efek yang lebih besar lagi dirasakan setelah 6 atau bahkan 10  tahun kemudian. Pengonsumsian obat-obatan kimia juga lebih baik dihindari. Karena bisa saja obat-obatan tersebut memberikan efek samping bukan malah penyembuhan terhadap penyakit Anda.